x

Tempe mendoan setelah diberi ragi dan ditipiskan

Iklan

sayu trisya anggun

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 5 Agustus 2023

Rabu, 30 Agustus 2023 16:17 WIB

Mahasiswa KKN Undip Edukasi Pengelolaan Fermentasi Kedelai dan Pemasangan Alat Pengukur Suhu di UMKM Tempe Surya

Fermentasi merupakan salah satu proses utama dalam pembuatan tempe. Keberhasilan fermentasi menentukan kualitas produk tempe secara sensoris (warna, aroma, dan rasa). Peningkatan kualitas produk tempe tersebut perlu diperhatikan, sehingga dilakukan edukasi pengelolaan fermentasi kedelai yang baik kepada Pak Suryadi (Pemilik UMKM Tempe Surya).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kegiatan edukasi ini termasuk rangkaian Program Kerja KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Undip. KKN Tematik berlangsung dari bulan Juli hingga Agustus 2023 serta dilaksanakan di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal. Diajukan oleh mahasiswi Universitas Diponegoro, Sayu Trisya Anggun Yunita (S1 Biologi), yang memberikan solusi kontrol fermentasi kedelai pada UMKM Tempe Surya.

 

Tempe, hasil penerapan bioteknologi konvensional yang diminati masyarakat Indonesia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tempe merupakan salah satu makanan Indonesia yang banyak diminati masyarakat. Dilansir dari data Badan Pusat Statistik tahun 2021, rata-rata konsumsi per kapita untuk tempe sebesar 0,146 kg setiap minggu. Jumlahnya meningkat 4,29% dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 0,146 kg. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan konsumsi tempe harus diiringi dengan peningkatan kualitas produk tempe.

Peningkatan kualitas produk dapat meningkat seiring dengan optimalnya penerapan bioteknologi konvensional pada pembuatan tempe. Bioteknologi konvesional merupakan bioteknologi yang menggunakan agen biologi mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan secara langsung untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang diinginkan tanpa adanya modifikasi pada agen biologi tersebut (Jannah, 2022). Penerapan bioteknologi konvensional pada tempe yaitu pada proses fermentasinya. Fermentasi kedelai dibantu oleh agen mikroorganisme Rhizopus sp.

Rhizopus sp. adalah jamur famili Mucoraceae dan merupakan starter yang banyak digunakan untuk produksi tempe di rumah dan industri. Saat jamur tumbuh, akan menghasilkan tekstur halus, muncul miselia berwarna putih yang menyebar sampai menutupi kacang kedelai (Duniaji et al., 2019).

 

Upaya pengelolaan fermentasi kedelai dalam meningkatkan kualitas sensoris tempe

Fermentasi pada kedelai perlu dikendalikan untuk meningkatkan kualitas tempe. Kualitas sensoris tempe yang dapat diamati secara kasat mata yaitu warna kecoklatan, bau amonia, dan rasa asam.

Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses fermentasi kedelai antara lain :

  1. Suhu

Semakin tinggi suhu, maka tempe akan cepat panas dan semakin cepat membusuk. Apabila suhu dingin, waktu fermentasi akan lebih lama karena pertumbuhan jamur semakin terhambat. Perlu diberikan alat pengukur suhu karena suhu merupakan faktor utama dalam proses pembuatan tempe.

  1. Waktu

Semakin lama waktu fermentasi dalam suhu normal, maka tempe akan semakin cepat membusuk. Semakin sedikit waktu fermentasi dalam suhu normal, maka tempe menjadi tidak matang.

  1. Kelembaban

Semakin tinggi kelembaban, maka akan semakin cepat pertumbuhan jamur, waktu fermentasi juga akan semakin cepat.

  1. Ragi

Ketika ragi terlalu banyak dapat menyebabkan tempe over fermented dan membusuk. Apabila ragi terlalu sedikit, fermentasi tidak akan dimulai/tidak akan terjadi.

 

Referensi

Duniaji, A. S., Wisaniyasa, W., Puspawati, N. N., & Indri, H. N. M. (2019). Isolation and identification of Rhizopus oligosporus local isolate derived from several inoculum sources. Int J Curr Microbiol Appl Sci8, 1085-1098.

Jannah, S. W. (2022). Potensi Kacang Hijau Menjadi Bahan Baku Dalam Pembuatan Tempe Sebagai Sumber Belajar Pada Materi Bioteknologi Konvensional. Jurnal Ilmiah Hospitality11(2), 1299-1304.

 

Ucapan Terimakasih

Terimakasih kepada Kelurahan Karangsari, Kab. Kendal, UMKM Tempe Surya, UMKM Keripik Tempe Bu Mu’awanah serta pihak setempat yang terkait karena telah mendukung dan antusias dengan program kerja ini. Terimakasih kepada Universitas Diponegoro karena telah memfasilitasi ilmu pengetahuan dan informasi mengenai pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata) secara sistematis sehingga bisa berjalan sinergis dan lancar sesuai yang diharapkan.

Ikuti tulisan menarik sayu trisya anggun lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu