Dampak Negatif Artificial Intelligence

Selasa, 5 Maret 2024 13:32 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi Kecerdasan Buatan
Iklan

Kompleksitas dan jumlah besar data yang diproses membuatnya rentan terhadap serangan siber, upaya peretasan, atau pencurian data. Pelanggaran keamanan data yang melibatkan informasi pribadi dapat menimbulkan kerugian bagi individu maupun organisasi.

Artificial Intelligence (AI) adalah cabang dalam ilmu komputer yang berorientasi pada pengembangan komputer dan sistem komputer yang dapat mengeksekusi tugas-tugas yang umumnya memerlukan tingkat kecerdasan manusia. AI melibatkan pengembangan algoritma dan teknik untuk memungkinkan komputer "memahami" dan "belajar" dari data, sehingga dapat mengambil keputusan atau melakukan tindakan dengan tingkat kecerdasan.

Prinsip mendasar AI melibatkan pembuatan mesin atau program komputer yang mampu meniru atau menggandakan kemampuan kognitif manusia, seperti pemrosesan bahasa alami, pengenalan wajah, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan kemampuan belajar dari pengalaman. Terkadang, dalam beberapa situasi, kemampuan AI bahkan dapat melampaui tingkat kecepatan dan akurasi yang dimiliki manusia.

Mengutip dari Elon Musk yang berpendapat bahwa “With Artificial Intelligence, we are summoning the demon.” atau yang bermakna “Dengan kecerdasan buatan, kita memanggil setan,” saya pun memiliki pendapat yang sama mengenai teknologi artificial intelligence ini. Walaupun teknologi ini memiliki dampak positif dan dapat membantu banyak bidang pekerjaan dalam prosesnya, kecerdasan buatan ini dapat menjadi pisau bermata dua apabila tidak digunakan dan dipantau sebagaimana mestinya.

Permasalahan mengenai artificial intelligence yang banyak dibicarakan dan dianggap meresahkan adalah bahwa AI ini berdampak signifikan terhadap privasi dan keamanan data. Pemanfaatan kecerdasan buatan seringkali mengharuskan akses terhadap data pribadi pengguna. Sebagai contoh, asisten virtual seperti Siri atau Alexa memerlukan pendengaran dan pemrosesan percakapan pengguna untuk memberikan respons yang sesuai. Hal ini memunculkan pertanyaan terkait bagaimana data tersebut disimpan, digunakan, dan dilindungi dari akses yang tidak sah.

Kompleksitas dan jumlah besar data yang diproses membuatnya rentan terhadap serangan siber, upaya peretasan, atau pencurian data. Pelanggaran keamanan data yang melibatkan informasi pribadi dapat menimbulkan kerugian bagi individu maupun organisasi.

Selain itu, banyak orang yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan ini untuk berbuat jahat kepada orang lain. Dengan artificial intelligence, banyak orang dapat membuat konten deep fake atau konten dewasa yang telah diedit dengan wajah orang lain disaat kenyataannya si pemilik wajah tidak pernah mengunggah atau bahkan membuat konten dewasa seperti yang ditunjukkan oleh AI. Hal ini hanya berawal dari satu foto selfie yang kemudian dengan mudah dapat dijadikan bahan kejahatan oleh orang lain menggunakan teknologi kecerdasan buatan ini.

Hal terakhir yang dianggap sangat merugikan dari teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan ini adalah menurunnya keterampilan manusia. Banyaknya manusia yang mengandalkan teknologi ini membuat tingkat keterampilan, kreativitas ataupun produktivitas manusia menjadi menurun. Hanya dengan mengetik beberapa kata, manusia akan mendapatkan apa yang mereka inginkan menggunakan teknologi artificial intelligence ini. Mulai dari gambar, esai, skripsi, maupun hasil karya yang lain dapat dihasilkan dengan mudah hanya dengan mengandalkan kalimat yang mendeskripsikan apa yang kita mau. Semua hasil yang ditunjukkan oleh AI merupakan potongan-potongan hasil karya dari orang lain yang dibuat menjadi satu karya, hal ini tentunya dapat menyenggol HAKI dari sang pemilik asli hasil karya tersebut. Namun banyak masyarakat yang justru abai mengenai hal itu hanya karena mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan mudah menggunakan teknologi kecerdasan buatan ini.

Dari beberapa dampak negatif penggunaan artificial intelligence yang telah saya sebutkan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa pendapat Elon Musk mengenai teknologi ini ada benarnya. Karena dengan teknologi ini, manusia dapat melakukan perbuatan jahat dengan gampangnya dan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan hanya untuk kesenangan dan keperluan pribadi tanpa melihat dampak luasnya terhadap orang lain.

*) Artikel ini adalah tugas dari mata kuliah Komunikasi Digital yang diampu  Rachma Tri Widuri, S.Sos.,M.Si.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Sabiya Nazneen

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Analisis Periklanan di Indonesia

Minggu, 12 Mei 2024 11:30 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler