Lingkungan Bersih Cegah Leptospirosis

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Leptospirosis banyak berjangkit di musim penghujan, namun gaya hidup sehat dan lingkungan yang bersih dapat menghindarkan kita dari ancaman penyakit zoonosis yang banyak bersumber pada tikus.

 

Tahun 2014 hampir berakhir, desember pun sudah merambat hingga ke pertengahan bulan. Seusai dengan kodrat alam maka musim penghujan pun mulai datang. Air langit yang tercurah mungkin hampir tiap hari membuat tanah basah, genangan air dimana mana dan mungkin sesekali banjir disana-sini. Tak hanya persiapan payung, jas hujan, cat pelapis untuk atap yang bocor, cemilan berkardus-kardus untuk teman nonton tivi bahkan menambah koleksi minyak gosok penghangat badan. Ada satu hal yang mesti kita persiapkan jika sudah memasuki musim penghujan yaitu menjaga kesehatan.

Ya banyak sekali penyakit yang lebih mudah berjangkit disaat cuaca galau tak menentu seperti sekarang, influenza, batuk, demam sampai penyakit kulit seperti panu kadas kurap ikut meramaikan suasana. Selain beberapa penyakit umum seperti yang sudah tersebut diatas, ada lagi ancaman penyakit lain yang juga harus mendapat perhatian. Penyakit ini memang cenderung musiman dengan angka kejadian yang meningkat di musim penghujan.

Leptospiros namanya, penyakit zoonosis (dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya) ini disebabkan oleh protozoa bakteri Leptospira sp. penyakit yang paling sering berjangkit pada tikus ini ditularkan melalui urine penderita (water borne disease). Mekanisme penularannya adalah saat hujan dan air mulai tergenang (banjir) di beberapa tempat maka sampah-sampah termasuk sampah yang mengandung urin tikus sakit ikut terbawa arus, dengan bantuan material kotor ataupun ditanah yang becek tersebut bakteri leptospira berkembang. Selain cemaran urin, makan makanan atau minum air yang tercemar juga menjadi penyebab penyakit.

Leptospira dapat menyebar melalui  luka/lecet pada kulit dan pada beberapa kasus juga melalui mukosa (mata, hidung,mulut). Pada manusia, gejala ditandai dengan demam, nyeri otot, muntah dan mata merah, beberapa gejala mirip selesma, sehingga menyulitkan diagnose, dalam kasus yang tidak tertangani Leptospirosis dapat melanjut menjadi parah yaitu syndrome weill yang ditandai jaundis, disfungsi ginjal, nekrosis hati, disfungsi paru-paru. Kondisi ini terjadi pada akhir fase awal dan meningkat pada fase kedua, tetapi bisa memburuk setiap waktu . Penderita dengan jaundis berat lebih mudah terkena gagal ginjal, perdarahan dan kolap kardiovaskular. Kasus berat dengan gangguan hati dan ginjal mengakibatkan kematian sebesar 20-40 persen yang akan meningkat pada manusia lanjut usia.

Walaupun tikus merupakan biang kerok penyebaran penyakit ini, namun sebenarnya banyak mamalia (anjing, kucing, babi, domba dan binatang liar lain) yang bisa terjangkit Leptospirosis, seringkali binatang yang terkena infeksi bakteri ini tidak menampakkan gejala klinis.

Bagaimanapun mencegah akan selalu lebih baik daripada mengobati, jadi sebagai tindak preventif agar tidak sampai terkena leptospirosis kita bisa melakukan hal-hal sederhana seperti

  • Selalu memakai sepatu (kedap air) bila hendak keluar rumah, terutama di daerah yang becek atau tergenang air.
  • Gunakan sarung tangan dan sepatu boot bagi yang memiliki hobi berkebun
  • Jangan  berenang (bermain) di dalam air yang mungkin telah tercemar urin binatang.
  • Balutlah luka /lecet dengan perban kedap air terutama sebelum melakukan kegiatan yang kemungkinan kontak dengan tanah, lumpur, air yang tercemar urin binatang.
  • Bersihkanlah sampah dan barang-barang tidak terpakai yang ada di sekitar tempat tinggal kita
  • Selalu cuci tangan dengan sabun ketika hendak makan ataupun proses memasak

Kesehatan adalah sesuatu yang tak ternilai harganya, jangan menunggu sampai kesehatan kita terganggu, beberapa langkah kecil dalam keseharian bisa kita lakukan untuk meminimalisasi berjangkitnya suatu penyakit, jadi marilah kita jaga dan pelihara jiwa dan raga milik kita satu-satunya, jangan lupa untuk senantiasa membersihkan lingkungan tempat tinggal kita sehingga  terhindar dari kemungkinan ancaman penyakit yang beragam, salam.

 

sumber : www.who.int www.oie.int  gambar :www.djjars.blogspot.com

Bagikan Artikel Ini
img-content
indri permatasari

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

"Green Book", Kisah Humanis Nan Manis

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Galaumu itu Lebay Dék

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler