x

Iklan

jefri hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Media Harusnya Jadi Corong Demokrasi Bukan Jubir Politisi

Media Harusnya Jadi Corong Demokrasi Bukan Jubir Politisi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Suasana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ini media seharusnya memainkan peran dalam proses seleksi kepemimpinan daerah. Peran tersebut tentu sangat berguna dalam pencarian bibit yang nantinya menjadi regenerasi kepemimpinan nasional.

Belakangan ini pemberitaan media nasional hanya berkutat dari calon yang itu-itu saja. Tidak pernah bergeser kepada bakal calon pemimpin daerah yang lain. Padahal jika media memainkan peran tentunya bisa menemukan calon pemimpin yang berkompeten, pro-rakyat dan tentunya anti terhadap korupsi, kolusi dan nepotisme.

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta saja contohny, media nasional baik Televisi, cetak maupun media online yang berfokus kepada Calon Gubernur Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno dan pastinya calon Petahan, Basuki Tjahaya Purnama dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat. Pemeberitaan hanya bolak-balek dari ke empat calon tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Padahal, ada belasan Bacagub DKI Jakarta yang mengambil peran dan menyatakan minat untuk ikut seleksi menjadi pemimpin Ibukota. Akan tetapi surat kabar dan pemebritaan yang katanya menjadi corong demokrasi tidak memberikan tempat kepada mereka. Sangat berbeda ketika Cagub yang sudah punya nama besar, media seolah-olah menjadi juru bicara mereka.

Belum tentu juga calon pemimpin yang beredar saat ini merupakan sosok sempurna. Sosok  yang mampu menjawab kehausan masyarakat terhadap pemimpin dan politisi yang belakangan sudah tidak percaya lagi kepada yang namanya politikus. Dan mungkin pula masih banyak calon pemimpin yang berbakat yang mampu menjawab keinginan publik. Namun Media tidak memberikan panggung kepada mereka.

Kita contoh kan saja dalam sepak bola, mayoritas pemain berbakat yang tampil ke tingkat nasional itu berasal dari daerah. Tentu menemukan pemain yang berbakat dan punya talenta itu tidaklah perkara mudah. Butuh kejelian seorang pelatih dan pencari bakat. Selain itu, pelatih dan pemandu bakat juga harus punya penilaian objektif, utuh dan tidak Nepotisme.Begitu juga hendaknya media.

Media harus menjadi pelatih dalam proses demokrasi yang sedang berlangsung. Dan juga objektif dalam menilai setiap calon pemimpin yang sedang melakukan proses seleksi dan memberikan mereka panggung untuk tampil ke depan publik. Terserah masyarakat yang menilai baik-buruknya calon pememimpin tersebut. Singkat kata, media hanya jadi fasilitator saja bukan penentu ataupun juri dalam kontes dangdut.

Media sah-sah saja punya kepentingan setiap helat demokrasi. Namun jangan pula kepentingan tersebut dijadikan tujuan utama. Apabila selalu mengedepankan kepentingan tentunya demokrasi akan tercederai dan nasib bangsa tidak berubah ke arah yang lebih baik.Semoga kedepan media nasional menjadi corong demokrasi, bukan juru bicara Calon Gubernur.

 

 

Ikuti tulisan menarik jefri hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler