Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto tengah merancang program Revolusi Pendidikan di Kota Makassar. Penggunaan kata ‘revolusi’ dilatarbelakangi oleh kecepatan pada perkembangan zaman saat ini. Pria yang akrab disapa Danny Pomanto ini mengungkapkan bahwa zaman terus berkembang dan tidak statis, namun masih banyak yang tertinggal dari perkembangan, terutama perkembangan teknologi.
“Melihat ketertinggalan ini, maka diperlukan inovasi pendidikan untuk mempercepat proses pendidikan. Selain itu, kita juga harus memiliki kemampuan beradaptasi agar bisa menang dalam menghadapi perkembangan zaman,” ungkap Danny.
Bagi Danny, Pendidikan terbagi menjadi tiga, yakni pendidikan di rumah, pendidikan di sekolah, dan pendidikan di lingkungan sosial. Rumah menjadi pondasi dasar bagi pendidikan anak, kecerdasan dan kepribadian seorang anak dibentuk sejak ia masih kecil di lingkungan keluarga. Sementara pendidikan di sekolah maupun di lingkungan sosial merupakan pendidikan yang didapat langsung dari kehidupan sehari-hari.
Banyaknya remaja yang saat ini memiliki perilaku menyimpang, seperti halnya geng motor, merupakan salah satu yang menurut Wali Kota Makassar disebabkan oleh kurangnya pendidikan yang mampu mengarahkan remaja tersebut ke hal-hal yang positif.
Dalam menghadapi fenomena ini, Pemerintah Kota Makassar menciptakan program dalam bidang pendidikan yang diberi nama 18 Revolusi Pendidikan. Pengalamannya 21 tahun mengabdi sebagai dosen Universitas Hasanuddin, menjadikan program-program pemerintahannya berdasar pada riset bukan pada perkiraan atau yang sering diistilahkan ‘ilmu kira-kira’.
18 Perintah Revolusi Pendidikan dirancang sebagai master plan pendidikan Kota Makassar yang mengakomodinir ketiga lingkungan utama pendidikan. Peluncurannya bertepatan dengan pelantikan kepala sekolah se-Kota Makassar. Tujuan program ini adalah untuk mengasah kecerdasan intelektual, emosional, spriritual, serta sebagai upaya untuk mendekatkan anak-anak Makassar pada akar budayanya.
Program 18 Perintah Revolusi Pendidikan ini meliputi :
1. Semua Anak Bisa Sekolah
2. Semua Adiwiyata (Makassar Tidak Rantasa/MTR)
3. Semua Bebas NArkoba Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (Napsa)
4. Sekolah 9 Tahun
5. 100 Sekolah Bintang Lima
6. Satu Sekolah 1 Smart Library
7. Satu Sekolah 2 Guru Inovator
8. Satu Sekolah 5 Super Students
9. Satu Sekolah 2 Smart Class
10. Satu Sekolah 1 Super Inovasi
11. Satu Sekolah 5 Gang Debat
12. Satu Anak 1 Tari
13. Satu Anak 1 Bakat
14. Satu Anak 1 Olah Raga
15. Satu Anak 3 Tanaman
16. Festival Bakat
17. Olimpiade Sekolah
18. Liga Debat
Saat ini, Makassar telah memiliki 363 SD, dan 44 SMP berstatus sekolah negeri. Setiap senin hingga jumat, murid - murid sekolah di Makassar mengikuti pendidikan formal sementara hari Sabtu dipergunakan untuk program revolusi pendidikan.
Ikuti tulisan menarik Niko Ardian lainnya di sini.