Kebiasaan Unik BJ Habibie: Tidur Hanya 4 Jam hingga Cara Nyetir yang Aneh
Rabu, 11 September 2019 21:45 WIBDi luar sejak terjangnya di bidang teknologi dan politik, sosok Habibie rupanya memiliki sejumlah kebiasaan yang unik.
Bacharuddin Jusuf Habibie telah tiada. Lelaki genius ini meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta pada Rabu, 11 September, pukul 18.05 WIB. Presiden ketiga ini menghembuskan nafas terakhir setelah mengalami gagal jantung.
Lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936, Habibie memiliki IQ yang amat tinggi. Ia lulus dari studi konstruksi pesawat terbang di RWTH Aachen, Jerman Barat pada 1960. Lima tahun kemudian ia meraih gelar doktor dengan predikat summa cum laude.
Sempat bekerja di perusahaan penerbangan Messerschmitt-Bölkow-Blohm, di Hamburg, Habibie akhirnya dipanggil pulang ke Tanah Air oleh Presiden Soeharto pada 1973. Lima tahun kemudian ia dipercaya memimpin Kementerian Riset dan Teknologi. Habibie juga memegang banyak sekali BUMN strategis. Karier politik Habibie mencapai puncaknya setelah ia diangkat menjadi Presiden ketiga pada 1988.
Di luar sejak terjangnya di bidang teknologi dan politik, sosok Habibie rupanya memiliki sejumlah kebiasaan yang unik. Misalnya, ia mudah diwawancarai wartawan dan selalu menjawab pertanyaan pers dengan cepat dan tangkas. Kalau sudah berbicara, bahkan ia susah dipotong.
Habibie juga dikenal rajin berpuasa Senin-Kamis. Ia sangat mencintai isterinya, Hasri Aiun. Ketika sang isteri dirawat di Jerman karena sakit, Habibie amat setia menemaninya.
Saat masih menjabat sebagai Menristek dan memegang sejumlah jabatan penting, Habibie amat sibuk. Sarapan pun biasanya dilakukan di mobil yang membawanya ke kantor. Ada juga kebiasaan unik Habibie yang lain, mulai urusan tidur hingga cara menyetir mobil.
1.Biasa tidur hanya empat jam
Habibie pernah membeberkan kebiasan tidurnya pada peluncuran biografi-nya "Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner" pada 12 Oktober 2015.
"Saya dari lahir, cuma butuh tidur empat jam, selebihnya yang 20 jam, pancaindera saya menyerap lingkungan sekitar dan bertanya-tanya, “kata Habibie. “Mungkin karena pancaindera saya sangat aktif itulah saat kecil saya sudah mulai bertanya-tanya dan kalau tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan saya menangis."
Sejak bayi, kata Habibie, ayahnya sering membacakan satu hingga dua juz Alquran untuk menenangkannya. "Mendengar ayah saya baca Quran saya diam, tapi saya rasa saya diam bukan karena mengerti bahwa itu ayat suci tapi indera pendengaran saya bertanya-tanya suara apa itu. Lalu kakak saya cerita, sejak usia tiga tahun saya sudah pandai baca Quran," kata Habibie.
2.Tak Terpisahkan dari Ainun
Habibie dikenal memiliki hubungan yang romantis dengan Ainun yang kemudian mendampingi sebagai isteri. Semasa hidup keduanya di Aachen, Jerman maupun di Jakarta, Indonesia, jika ada yang sulit mencari Habibie, pastilah orang itu lalu menelepon ke Ainun. Pastilah, tak lama kemudian Habibie akan segera muncul.
“Kalau kebetulan orang susah mencari saya, karena sedang rapat atau sibuk, orang pasti akan menelepon atau memberi tahu Ainun. Ya 10 menit kemudian, saya pasti datang atau akan menelepon kembali orang itu,” kata kata Habibie kepada Tempo di kediamannya di Patra Kuningan, Jakarta Selatan, 16 Januari 2013.
Hubungan Habibie dan Ainun yang sangat dekat inilah yang membuat Habibie menjalani hari-hari yang sangat berat ketika ditinggal Ainun selamanya pada 22 Mei 2010. Ainun meninggal di Munchen setelah dioperasi untuk ke-12 kalinya karena kanker ovarium. Penyakit kanker ovarium ini baru diketahui hanya dua bulan sebelum Ainun pergi.
3.Cara Menyetir Mobil yang Aneh
Dalam wawancara BJ Habibie dengan Tempo pada 12 Desember 2010, terungkap bahwa tokoh genius ini memiliki cara menyetir mobil yang aneh. Banyak orang yang tidak ingin menumpang mobil yang disetir Habibie, termasuk istrinya sendiri, Hasri Ainun.
Jika BJ Habibie memegang kemudi, Ainun selalu berujar, "Kalau kamu nyetir, saya turun. Mendingan naik taksi. Bikin deg-degan," kata BJ Habibie meniru perkataan kata Habibie menirukan perkataan isterinya. Saat di Jerman, Habibie bahkan hampir ditilang polisi karena mobil yang dikemudikannya melaju secara zigzag.
Teman karibnya, Jack Welch (John Francis Welch Jr), Presiden dan CEO General Electric, Amerika Serikat, juga pernah trauma disopiri Habibie pada akhir 1980-an. Saat itu Welch datang ke Jakarta dan sempat diajak Habibie menjelajahi Jalan Thamrin, Jakarta.
Setelah turun, Welch mengatakan, "Rudy, thank you very much. This is the first and last time to ride beside you," kata BJ Habibie menceritakan kembali seraya tergelak. ***
Baca juga: Sri Mulyani Punya IQ 157, Berapa Level Kecerdasan Habibie?
Baca juga artikel terbaru: Pemimpin KPK Terpilih: Kabar Buruk bagi Aktivis, Kemenangan bagi Oligarki?
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Ternyata Bukan Jokowi, Inilah Kunci Masuk Kubu SBY & Prabowo ke Kabinet
Sabtu, 19 Oktober 2019 18:14 WIBDilema Jokowi Soal Perpu, Inikah Kasus Sensitif di Balik Penolakan Kubu Megawati
Senin, 7 Oktober 2019 19:15 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler