Suasana demonstrasi pelajar yang berujung ricuh di perlintasan kereta dekat Stasiun Palmerah, Jakarta, 25 September 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kamis, 26 September 2019 10:10 WIB
Demo Belum Reda: Presiden Jokowi Perlu Tiru Cara SBY
Presiden Joko Widodo semestinya segera mengambil langkah drastis untuk meredakan demo mahasiswa yang memanas. Jokowi sebaiknya menyingkirkan pendekatan keamanan dan intelijen plus propaganda tandingan ala buzzer untuk mengatasi persoalan.
Dibaca : 13.389 kali
Presiden Joko Widodo semestinya segera mengambil langkah drastis untuk meredakan demo mahasiswa yang memanas. Jokowi sebaiknya menyingkirkan pendekatan keamanan dan intelijen plus propaganda tandingan ala buzzer untuk mengatasi persoalan. Cara-cara kuno untuk membalikan opini publik itu hanya akan membuat persoalan kian berlarut-larut.
Metode keamanan, perang opini plus janji manis dalam mengatasi masalah Papua, terbukti kurang berhasil. Bahkan kerusuhan terjadi lagi. Cara lama menutup isu Papua dengan menyebarkan berita dan pernyataan bahwa di provinsi ini sudah “ dalam keadaan kondusif” juga hanya menutup-nutupi persoalan sebenarnya.
Dalam kasus Papua, pemerintah seharusnya menyadari bahwa yang dibutuhkan orang Papua adalah pengakuan atas hak dan tuntutan mereka. Masalah yang lebih urgent adalah pengembalian derajat dan martabat mereka sebagai pemilik sah tanah Papua, bukan janji-janji manis.
Begitu pula soal demo mahasiswa. Presiden Jokowi mesti memahami keresahan generasi milineal dan kalangan yang pro KPK. Mereka setuju saja pembangunan ekonomi, infrastrukur, bahkan mungkin pemindahan ibu kota. Tapi, semua itu hanya dilakukan tanpa menurunkan bendera reformasi, lalu mengarah ke politik ala Orde Baru.
Demo masih berlangsung
Besarnya perhataian masyarakat terhadap persoalan politik dan hukum saat ini tercermin dari aksi unjuk rasa rasa mahasiswa di depan gedung DPR dalam beberapa hari terakhir. Demontrasi itu berujung iruh, tapi keruruhan bukan disebabkan oleh mahasiswa. Sempat dikabarnya pula, sebanyak 50 mahasiswa-hilang usai demo di DPR dan 200 siswa STM ditangkap, tapi akhirnya kepolisian menjelaskan bahwa mereka diperiksa di Polda Metro Jaya.
Derasnya demonstrasi yang terjadi Jakarta dan berbagai kota tidak bisa dianggap enteng. Gerakan remaja dan generasi milineal cukup besar. Kelompok usia 15-24 tahun adalah terbesar dalam piramida kependudukan, sekitar 40 juta. Selama ini mereka terlihat kurang bersentuhan dengan politik. Tapi, generasi ini peduli terhadap persoalan yang langsung menyentuh kehidupan mereka. Jangan heran bila soal Rancangan KUHP membangkitkan mereka berdemo.
Kecepatan mereka bereaksi--berorganisasi lewat media sosial, lalu bergerak ke lapangan --cukup mengagumkan. Kendati terkesan hanya sebagai ajang untuk mengekspresikan diri--bikin selfi, ngevlog dan sebagainya--mereka juga cepat mempelajari persoalan bangsa. Soal Revisi UUKPK yang sebelumnya tidak diajukan isu oleh mereka, kini mereka menyadari masalah itu juga amat penting.
Menanti sikap Jokowi
Sebagian tuntutan mahasiswa mengenai penundaan pengesahan RUU seperti Rancangan KUHP, RUU Pemasyarakatan, dan RUU Pertahanan memang sudah dilakukan. Tapi bagaimana halnya dengan Revisi UU KPK yang sudah disetujui DPR dan tinggal diteken oleh Presiden?
Kalau Presiden tidak menandatangani pun revisi UU itu otomatis akan berlaku dalam beberapa bulan ke depan. Solusinya, Presiden bisa menandatangani revisi itu dan pada saat bersamaan langsung membuat Perpu mengenai pembatalan revisi UU KPK.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah melakukan hal serupa saat membuat Perpu untuk membatalkan Undang-Undang no. 22 tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD. Saat itu SBY tidak menunggu undang-undang itu diuji materi oleh MK. Presiden SBY langsung membikin perpu untuk mengatasi keresahan publik sekaligus menjaga negara tetap dalam rel demokrasi dan reformasi. ***
Tulisan ini sudah diupdate pada 26 September 2019, pukul 14.12 WIB
Artikel lain:
Presiden Pertimbangkan Bikin Perppu: Inilah 3 Faktor Dahsyatnya Demo Milenial
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
Sabtu, 6 November 2021 17:25 WIB

Kebijakan Tes PCR Berubah-ubah Hingga Buat Bingung Rakyat, Ada Motif Apa?
Dibaca : 361 kali
Kamis, 4 November 2021 08:37 WIB

Permainan Picik Culasi Rakyat (PCR) Terbongkar?
Dibaca : 638 kali
Kamis, 4 November 2021 10:30 WIB

Begini Kronologi Terkuaknya Bisnis Tes PCR yang Libatkan Menko Luhut
Dibaca : 522 kali
Selasa, 2 November 2021 18:51 WIB

Nataru untuk Momentum Bisnis PCR Lagi?
Dibaca : 541 kali
Selasa, 26 Oktober 2021 11:16 WIB

7 Tahun Kepresidenan, Momen Perenungan Mestinya
Dibaca : 860 kali
Minggu, 24 Oktober 2021 08:10 WIB

Riset Wajib Dipayungi Pancasila, Ekonomi Malah Bebas Merdeka
Dibaca : 819 kali
Selasa, 19 Oktober 2021 11:35 WIB

LADI Memalukan, Indonesia pun Disanksi WADA, Covid-19 Jadi Alasan
Dibaca : 522 kali
Selasa, 19 Oktober 2021 06:54 WIB

Andai Jadi Maju Pilpres 2024: Bukti Kegigihan Prabowo?
Dibaca : 1.147 kali
Kamis, 14 Oktober 2021 08:55 WIB

Ingat, Lawan Timnas Berikutnya Bukan Chinese Taipei
Dibaca : 563 kali
4 hari lalu

Srategi Merencanakan Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Dibaca : 406 kali
5 hari lalu

Misi Menghempaskan Tiga Lawan Tersisa dengan Skor Besar
Dibaca : 368 kali
3 hari lalu
