Menjelang pembentukan kabinet baru Presiden Jokowi, prediksi politik pun bermunculan. Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari, misalnya, memperkirakan masuknya Prabowo Subianto dan Budi Gunawan ke kabinet.
Qodari mengatakan nama-nama yang diusulkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan seperti Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan dan Menteri Pertahanan sekarang, Ryamizard Ryacudu akan masuk. Begitu pula, calon dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Edhy Prabowo.
Adapun, menteri lama yang bertahan antara lain, “Basoeki Hadimoeljono (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), kemudian Bu Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri," kata Qodari dalam diskusi soal Kabinet Jokowi Jilid II di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, 19 Oktober 2019.
Dua sosok yang diprediksi Qodari, Budi Gunawan dan Prabowo, cukup menarik. Berikut manuver politik keduanya selama ini:
Nama Budi di Kantong PDIP
Artikel Koran Tempo edisi 12 Agustus 2019 menyebutkan bahwa PDIP diperkirakan mengusulkan Budi Gunawan sebagai salah satu calon menteri. "Rencananya, BG (Budi Gunawan) bakal menjabat Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan," kata seorang politikus PDIP . Nama lain yang juga akan diusulkan PDIP adalah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu serta Yasonna Laoly untuk menduduki posisi yang sama dengan periode lalu.
Juru bicara BIN, Wawan Hari Purwanto, saat itu mengatakan kabar itu hanya gosip. "Kalau menuruti rumor, ya, bisa macam-macam. BG orangnya perfeksionis," kata Wawan. Ia mengatakan atasannya (Budi Gunawan) menyerahkan sepenuhnya pengisian kabinet kepada Presiden.
Sebelumnya Budi Gunawan dinilai berperan penting di balik pertemuan Jokowi dan Prabowo serta pertemuan Megawati dengan Prabowo Juli lalu. Hal ini juga diakui oleh Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra, Andre Rosiade. Menurut dia, Budi mampu mempertemukan keinginan Prabowo dan pemerintah. "Pak BG membantu menjembatani komunikasi antara kami dan pemerintah karena Pak BG bagian dari pemerintah," kata Andre.
Kesiapan Prabowo
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tampak siap masuk ke koalisi pendukung Jokowi. Ia menyatakan tidak takut ditinggal pemilih jika akhirnya merapat ke pemerintah Jokowi. “Menurut Pak Prabowo tidak ada yang jauh lebih tinggi kepentingannya ketimbang kepentingan bangsa dan negara,” kata juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, 16 Oktober 2019.
Prabowo, kata Dahnil, merupakan seorang patriot yang mendahulukan kepentingan bangsa dan negara atas pilihan politik yang diambil. “Bila negara memanggil tidak ada alasan,” kata Dahnil menirukan istilah yang disebut Prabowo.
Pada acara internal Partai Gerindra beberapa waktu lalu, Prabowo juga telah menyampaikan pidato di hadapan ribuan kader. Ia menyebutkan tiga sikap. Pertama kata Dahnil, Prabowo sudah menyerahkan konsepsi berjudul big push atau dorongan besar untuk ekonomi Indonesia terkait ketahanan pangan, energi, dan pertahanan-keamanan.
Kedua, Prabowo mempersilakan Jokowi menggunakan konsep tersebut, dengan atau tanpa melibatkan Prabowo dan Gerindra. Ketiga, Prabowo memutuskan untuk tetap menjaga kerukunan kehidupan berbangsa dan bernegara, bersilaturahmi dan berkomunikasi untuk musyawarah mufakat. ****
Baca juga:
Ternyata Bukan Jokowi, Inilah Kunci Masuk Kubu SBY & Prabowo ke Kabinet Kiprah Anak Jokowi-Ma’ruf: Gibran Ingin Pimpin Solo, Azizah Bidik Tangsel
Ikuti tulisan menarik Anung Suharyono lainnya di sini.