x

Iklan

Krisna Febrian

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 April 2020

Minggu, 19 April 2020 06:35 WIB

Mencari Pemimpin yang Mampu Menjaga Integrasi Politik

Negara merdeka memperlihatkan bahwa faktor pemerintah yang berkeabsahan (legitimate) merupakan hal penting bagi pembentukan negara-bangsa. Sebab tujuan negara hanya akan dapat dicapai apabila terdapat pemerintah yang mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi masyarakat. Kemampuan ini tidak hanya dapat dijalankan melalui kewenangan menggunakan kekuasaan fisik yang sah saja...

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Krisna Febrian Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Andalas 

Setiap negara di dunia melakukan berbagai usaha untuk mewujudkan keutuhan bangsa dan negara. Istilah negara-bangsa (nation state) mesti dipahami sebagai kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Negara akan dapat berdiri dengan kaki sendiri ketika bangsa yang bernaung bersamanya memiliki tujuan yang sejalan dengan pembentukan negara tersebut. Tujuan yang dimaksud merupakan cerminan dari tabiat atapun kebiasaan bangsa itu sendiri.

Konsep integrasi politik menggambarkan bagaimana seluruh elemen bangsa dan negara dapat melekat atas suatu keterikatan yang kuat. Tolak ukur keberhasilan dari integrasi politik akan terlihat ketika masing-masing individu memiliki kesadaran serta perasaan yang mengikatnya sebagai satu kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peribahasa seia sekata dan senasip sepenanggungan adalah peribahasa yang mampu menggambarkan betapa pentingnya kesamaan arah dan tujuan dalam mengarungi kehidupan bersama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kumpulan individu-individu yang menempati daerah tertentu akan membentuk kesatuan masyarakat. Induk dari semua kumpulan tersebut adalah himpunan yang dinamakan dengan sebutan bangsa. Kesadaran yang kuat dari sebuah bangsa untuk meleburkan diri menjadi satu adalah suatu hal yang alamiah. Karena setiap individu dapat diibaratkan sebagai unit kecil yang saling membutuhkan dan memiliki keterbasan sumber daya masing-masing.

Kehadiran negara bukan sekedar formalitas ataupun pengakuan kedaulatan semata. Namun lebih kepada bagaimana menyatukan visi dan misi negara yang mengacu pada nilai-nilai dan cita-cita demi kebaikan bersama. Sejalan dengan itu, jelas bahwa negara yang kuat tergambar dari bangsa yang satu. Oleh karena itu idealnya dalam proses pembentukan negara yang perlu dibangun terlebih dahulu adalah aspek kebangsaan.

Definisi integrasi politik hingga saat ini memiliki beragam pengertian yang tergantung pada pendekatan sudut pandang tertentu. Namun secara sederhana, integrasi politik dipahami sebagai segala upaya yang ditempuh untuk menciptakan kesatuan atas beragam corak serta peran seluruh elemen bangsa berdasarkan nilai-nilai yang fundamental (mendasar). Nilai-nilai tersebut merupakan sebuah abstraksi yang berkaitan dengan rasa satu kesatuan. Implementasi dari integrasi politik nantinya akan tercermin dari perilaku yang integratif.

Perilaku integratif berarti perilaku yang menjunjung tinggi rasa kesatuan dan menghormati perbedaan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Justru perbedaan yang dirasakan hendaknya menjadi alasan bagi segenap bangsa untuk mencintai keanekaragaman yang ada.

Tentu setiap wilayah yang ada dalam kerangka negara memiliki ciri khas budaya ataupun nilai-nilai tertentu yang dianggap sebagai pedoman hidup. Akan tetapi jangan sampai kecintaan akan budaya tertentu menjadikan bangsa-bangsa dalam suatu negara saling bertentangan. Karena sikap yang berlebihan dalam mencintai sesuatu akan menyebabkan perpecahan.

Terlepas dari itu, dapat diketahui bersama bahwa negara tercipta atas dasar kedaulatan penduduk dan wilayah yang satu. Oleh karenanya negara dalam konteks kemunculannya mesti berlandaskan atas dasar rasa persatuan. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu negara akan menjadi penguat hubungan antara bangsa-bangsa yang hidup dengan budaya yang beragam. Lebih lanjut, identitas nasional merupakan ciri khas dari suatu negara yang membedakannya dengan negara lain di dunia.

Integrasi politik memiliki relasi yang cukup kuat dengan budaya politik yang berkembang. Ketika rezim pemerintahan lebih bersifat demokratis secara otomatis masyarakat akan terdorong untuk melakukan komunikasi dua arah dengan pemerintahan. Budaya politik dalam hal ini akan mengarah pada budaya politik yang partisipatif.

Pemerintahan yang dapat menampung aspirasi masyarakat secara luas dapat dicirikan sebagai salah satu aspek integrasi politik yang bersifat vertikal. Yang mana aspek vertikal menjelaskan terkait hubungan antara elit dan massa dalam sistem politik. Dukungan serta aspirasi yang diberikan oleh masyarakat nantinya akan berbuah pada setiap keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Pemerintahan yang baik akan menyesuaikan diri terhadap persoalan apa yang menjadi prioritas utama bagi masyarakat untuk dipenuhi.

Selain bersentuhan dengan aspek vertikal, integrasi politik juga memiliki aspek yang bersifat horizontal. Aspek horizontal menekankan pada kedaulatan wilayah serta penyatuan atas beragam aspek sosial budaya seperti ras, suku, dan agama. Lebih luas integrasi politik secara horizontal dapat berhasil ketika terdapat rasa toleransi di antara segenap bangsa yang hidup di wilayah teritorial suatu negara.

Negara Indonesia yang dikenal kaya akan budayanya dapat bersatu sebab falsafah hidup berbangsa dan bernegara yang bernama Pancasila. Pancasila berkaitan erat dengan sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia dari berbagai bidang. Karena itulah keberadaan Pancasila harus dipahami sebagai pedoman dalam menggapai cita-cita yang harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia. Kelima sila tersebut hendaknya menjadi kekuatan bagi seluruh bangsa Indonesia untuk dapat menciptakan kehidupan yang sejahtera, adil, dan makmur untuk semua.

Proses integrasi politik akan membuahkan hasil yang baik ketika seluruh pihak memaksimalkan perannya masing-masing. Sebaliknya disintegrasi (perpecahan) akan muncul ke permukaan ketika terdapat ketidaksepahaman antara pihak yang satu dengan yang lainnya. Misalnya saja dari aspek vertikal, pemerintah akan dianggap gagal dalam membangun integrasi politik ketika tidak mampu menjalin komunikasi politik yang baik dengan rakyat. Konsekuensi logis yang akan diterima pemerintah adalah realitas bahwa rakyat lebih condong memberikan cap negatif terhadap pihak pemerintah.

Terlepas dari itu semua, kepemimpinan politik berpengaruh besar terhadap integrasi politik. Bangsa akan bersatu padu ketika dibimbing oleh sosok pemimpin yang memiliki keteladanan yang baik. Hambatan dari proses integrasi politik akan mampu diatasi oleh pemimpin yang memahami realitas sosial dan politik.

Ikuti tulisan menarik Krisna Febrian lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu