x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 27 Oktober 2023 12:44 WIB

Prabowo Gandeng Gibran, Lantas Dikemanakan Indonesia?

Terbentuknya pasangan Prabowo-Gibran memperlihatkan kian kuatnya persekutuan dua kepentingan elite: Prabowo dan Jokowi. Lantas dikemanakan kepentingan rakyat banyak dan masa depan bangsa ini?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dipilihnya Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Prabowo-Jokowi semakin lengket. Setelah mengecewakan sebagian pemilihnya dalam Pilpres 2019 karena ia akhirnya bergabung ke dalam cabinet Jokowi, kini Prabowo justru menegaskan bahwa ia dan Jokowi bagai tak terpisahkan. Untuk menunjukkan bahwa ia total dalam bersekutu dengan Jokowi, Prabowo memilih Gibran.

Peristiwa ini adalah pertemuan dua kepentingan. Pertama, kepentingan Prabowo yang sangat ingin menjadi orang nomor 1 di Indonesia. Dia sudah berulangkali mencobanya, bahkan dengan posisi sebagai cawapres, tapi tak kunjung berhasil. Saat ini, dia mungkin melihat Pilpres 2024 sebagai peluang terbesarnya dibandingkan kesempatan yang sudah berlalu. Meskipun untuk itu, dia harus menunjukkan sebagai sekutu yang bisa dipercaya oleh Jokowi.

Kedua, kepentingan Jokowi untuk terus berperan di dunia politik dan kekuasaan. Setelah ikhtiar menjadi presiden 3 periode tidak memperoleh dukungan rakyat maupun Megawati dan PDI-P, ia menemukan jalan keluarnya pada anaknya, Gibran. Bila pasangan Prabowo-Gibran terpilih sebagai presiden-wakil presiden tahun depan, masa depan politik Jokowi dan keluarganya relatif terjaga, bahkan bisa berlanjut tergantung dinamika politik tahun-tahun mendatang. Apapun bisa terjadi dan peluang Gibran untuk menjadi orang nomor 1 juga semakin terbuka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentu saja, pilihan pasangan ini lebih dihegemoni oleh perspektif kepentingan kedua elite tersebut. Jika pasangan ini terpilih, perjuangan Prabowo yang tak kenal lelah untuk jadi presiden itu akan terbalas tunai. Akankah Prabowo menempatkan Gibran sebagai wapres yang sesungguhnya? Ataukah ia akan lebih banyak berkonsultasi dan berdiskusi dengan Jokowi karena alasan dan pertimbangan tertentu? Bila situasi ini yang akan terjadi nanti, Jokowi telah menemukan jalan keluar bagi kebuntuan presiden 3 periode.

Hal mendasar yang patut dipertanyakan setelah menyaksikan langkah-langkah koalisi-lengket kedua elite tersebut dalam menentukan capres-cawapres ialah di mana letak rakyat Indonesia dalam pertimbangan mereka? Apakah mereka memikirkan dampak putusan mereka terhadap masa depan negeri dan bangsa ini? Jikalaupun mereka memikirkan, sejauh mana mereka peduli pada konsekuensi dan risiko yang muncul. Entah mereka memikirkan atau tidak, peduli atau tidak, bagi mereka agaknya peluang kemenangan-lah yang jadi pertimbangan pokok.

Situasi negeri ini saat ini mencerminkan bahwa kekuasaan lebih kuat dibandingkan dengan demokrasi. Psikologi rakyat yang mudah terombang-ambing oleh bujuk rayu elite politik cenderung akan memuluskan skenario pasangan Prabowo-Gibran. Sebagian rakyat yang dulu menyokong Prabowo akan melupakan kekecewaan mereka seusai Pilpres 2019. Rakyat mungkin juga tak peduli bahwa tantangan masa depan bangsa ini terlampau berat untuk diserahkan pada siapa saja yang dikehendaki segelintir elite kekuasaan dengan mengabaikan integritas, kapasitas, pengalaman, kompetensi, dsb. >>

 

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu