Balada Cinta Amangkuratan
Senin, 26 Agustus 2024 14:20 WIB
Mencintai istri orang, merebutnya, lalu kehilangannya. Mencari sosok pengganti pun masih tersaingi oleh puteranya sendiri.
Raja Mataram ke-empat, Susuhunan Amangkurat I, pernah jatuh cinta kepada seorang istri dalang Ki Panjang Mas, Retno Gumilang. Demi meraih ambisinya meraih cinta Retno Gumilang, Amangkurat I merancang sebuah skenario jahat untuk merebut Retno Gumilang, membunuh Ki Panjang Mas dan membawa Retno Gumilang ke Keraton Kedaton, Pleret.
Pasca kematian Ki Panjang Mas, Retno Gumilang diboyong ke keraton dan dijadikan permaisuri Amangkurat bergelar Ratu Mas Malang. Seperti namanya, Ratu Mas Malang mengalami kemalangan selama menjadi permaisuri daripada Amangkurat I.
Menjadi Ratu bukan berarti kebahagiaan bagi Ratna Gumilang. Masih menyimpan rasa cinta yang besar kepada sang mantan suami, dipaksa untuk mencintai seorang yang merebutnya dari sang suami tercinta, dan dibenci oleh selir-selir yang lain karena kecemburuan mereka atas perhatian Amangkurat kepadanya. Akhirnya para selir merancang skenario jahat untuk mengeliminasi Ratu Mas Malang.
Kematian Ratu Mas Malang membawa duka berkepanjangan untuk Amangkurat. Amangkurat hanya bisa bertapa, bertapa, dan bertapa di Pasarean Gunung Kelir, tempat sang Ratu dimakamkan.
Untuk mengalihkan rasa sedihnya terhadap kematian sang ratu, Amangkurat pun memerintahkan dua Tumenggungnya untuk mencari seorang gadis yang sangat mirip dengan sang ratu.
Pencarian para Tumenggung itu sampai di Surabaya. Dia melihat seorang gadis cantik bernama Rara Oyi, seorang puteri bangsawan Surabaya. Akhirnya Rara Oyi dibawa ke keraton untuk menggantikan posisi Ratu Mas Malang.
Karena usia Rara Oyi yang masih belia, akhirnya Rara Oyi dititipkan ke seorang dalang kepercayaan Amangkurat untuk dirawat hingga memasuki usia matang.
Ketika memasuki usia matang, tak sengaja puteranya yang kelak menjadi Amangkurat II, Pangeran Adipati Anom, melihat kecantikan luar biasa dari Rara Oyi ketika melihat sang puteri sedang membatik di rumah sang dalang. Sang pangeran pun sangat berambisi untuk menyatukan tubuhnya dengan sang puteri.
Ambisi sang pangeran membawa pangeran dalam kondisi sakit dan hanya bisa terkulai lemas di keraton. Pangeran Pekik dari Surabaya, yang juga merupakan kakek pangeran pun merasa sedih, tapi takut akan kemurkaan Raja bila berani menyentuh Rara Oyi.
Karena sakit yang berkepanjangan, akhirnya Pangeran Pekik pun menuruti keinginan cucunya terkasih itu. Dia dengan nekatnya menculik sang puteri dan membawanya ke bangsal keraton.
Di bangsal keraton itulah Pangeran Adipati Anom menyetubuhi Rara Oyi. Skandal ini ketahuan sang raja dan sang raja menjadi murka yang amat besar. Orang-orang yang terlibat dalam skandal ini diburu dan dihukum mati. Ketika giliran sang pangeran untuk dieksekusi, ia diberi pilihan untuk menghukum mati dirinya sendiri atau menusuk Rara Oyi dengan tangannya sendiri. Adipati Anom pun memilih untuk menusuk Rara Oyi dengan tangannya sendiri. Meski begitu, Amangkurat I tetap mengutuk Puteranya agar bala selalu turun di masa kekuasaannya.
Peristiwa ini menandai akhir daripada era Pleret, tak lama setelah kejadian ini, koalisi Trunojoyo dari Madura dan Panembahan Romo dari Kajoran berhasil mengobrak-abrik Keraton Kedaton Pleret. Amangkurat I lari ke Tegal dan Amangkurat II memindahkan Keraton ke Kartasura.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Balada Cinta Amangkuratan
Senin, 26 Agustus 2024 14:20 WIB
Dialog Anies Baswedan dengan Papua: Solutif atau Retorika Belaka?
Rabu, 17 Januari 2024 19:03 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler