Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

Jumat, 13 Juni 2025 19:49 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi Perpustakaan. Foto oleh Oliver Getting dari Pixabay.com
Iklan

Huruf kapital dan huruf miring membahas aturan dasar penggunaan huruf kapital dan huruf miring dalam bahasa Indonesia

       Sugiarto (2012) menyatakan bahwa Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) mencakup 12 komponen, yaitu pemakaian huruf (vokal, konsonan, diftong, dan gabungan huruf konsonan); penulisan huruf (huruf kapital, 
miring, dan tebal); penulisan kata (kata dasar, turunan, majemuk, kata ulang, partikel, kata ganti, kata sandang, kata bilangan, serta singkatan dan akronim); tanda baca (tanda titik, , tanda tanya, tanda seru, tanda koma, tanda hubung, tanda titik koma, tanda petik, tanda petik tunggal,  
tanda titik dua, tanda kurung, tanda elips, dan tanda garis miring. 

     tanda garis miring. Srianto (2015) menyatakan bahwa  kaidah penulisan huruf kapital terdiri atas: (1) Huruf kapital digunakan pada awal kalimat sebagai huruf pertama; (2) Huruf kapital digunakan pada petikan langsung sebagai huruf pertama; (3) Huruf kapital digunakan pada ungkapan yang berhubungan dengan, kitab suci, keagamaan, dan nama Tuhan termasuk kata ganti sebagai huruf pertama; (4) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang; (5) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama pangkat dan jabatan yang diikuti nama orang; (6) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama 
nama orang; (7)  Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, agama, dan suku; (8) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah,; (9) 
Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi; (10) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama resmi badan, Lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi; (11) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama buku, surat kabar, majalah, dan judul karangan; (12) Huruf kapital dipakai sebagai singkatan nama, sapaan, dan gelar; (13) Huruf kapital digunakan sebagai 
huruf pertama pada kata penunjuk hubungan keakraban seperti bapak, ibu, kakak, saudara, dan paman yang dipakai sebagai kata sapaan atau ganti. 

1.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama tahun, bulan, hari, dan
hari besar.
Misalnya:
“tahun Hijriah”
“tarikh Masehi”
“bulan Agustus”
“bulan Maulid”
“hari Jumat”
“hari Galungan”
“hari Lebaran”
“hari Natal”

2. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat
dalam petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasehati anaknya,
“Berhati-hatilah, Nak!”
“Mereka berhasil meraih mendali
emas,” katanya.
“Besok pagi,” kata dia, “Mereka akan
berangkat”

3. Huruf pertama dipakai sebagai huruf
pertama setiap kata nama agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan
kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam  Alquran
Kristen  Alkitab
Hindu  Weda
Allah  Tuhan 

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama awal kalimat.
Misalnya:
“Apa maksudnya?”
“Kita harus bekerja keras.”
“Dia membaca buku.”
“Pekerjaan itu akan selesai dalam
waktu satu jam.”

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak,
adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam
penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya
Hasan.
Dendi bertanya, “Itu apa Bu”.
“Silahkan duduk Dik!” kata orang itu.

Surat Saudara telah kami terima
dengan baik.
Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?
Bu, saya sudah melaporkan hal ini
kepada Bapak.

        Kaidah penulisan huruf miring menurut Mustakin dkk (2016) digunakan pada penulisan nama surat kabar yang  dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka, judul buku, dan nama majalah; Huruf miring dipakai untuk mengkhususkan huruf atau menegaskan bagian kata, kata atau kelompok kata dalam kalimat; Huruf miring dipakai untuk ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing dan juga menuliskan kata asing. Fitriantiwi dkk (2019) menyatakan bahwa penulisan kata di, 
ke, dan dari sebagai kata depan ditulis secara terpisah dari kata yang mengikuti kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. Sedangkan kata berimbuhan di 
dan ke merupakan awalan yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti.

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan
karangan Abdoel Moeeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan
semangat kebangsaan.
Berita itu sudah muncul dalam surat kabar
Cakrawala.
Pusat bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat
(Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

2. Huruf miring cetakan dipakai untuk menegaskan atau menghususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad adalah a
Dia bukan menipu tapi ditipu
Bab ini tidak membicarakan penulisan
huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan

Daftar Pustaka

Qhadafi, M. R. (2018). Analisis kesalahan penulisan ejaan yang disempurnakan dalam teks negosiasi siswa sma negeri 3 palu. Jurnal Bahasa dan Sastra3(4), 1-20.

Bakry, Noor Ms. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan Yogyakarta:                      Pustaka Pelajar. 
Ansoriyah, S. & Aceng R. (2018). Peningkatan Kemampuan Menulis 
         Populer Mahasiswa Melalui Pendekatan Whole  Languae dengan               Pembuatan Media StoryBoard. Aksis:  Jurnal Pendidikan Bahasa                dan  Sastra  Indonesia, 2 (1). 29- 46 doi.org/10.21009/AKSIS.02.0103 Depdiknas, (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fitriantiwi, Lidya, Dkk. (2019).  Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia.                Bogor: Guepedia Publisher. 

Sriyanto. (2015). Ejaan Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai 
           Pustaka. 
Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa:                           Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara  Linguistik.                     Yogyakarta: Muhammadiyah University Press. 
Sugiarto, Eko. (2012). Master EYD. Yogyakarta: Khitah  Publishing. 
Suriasumantri, J. S. (2005). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar  Populer. 
          Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
nina lailatus sundus

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Gaya dan Konten Resensi Digital Terkini

Selasa, 8 Juli 2025 19:44 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler