Pengertian dan Ciri Kalimat Efektif
Minggu, 6 Juli 2025 19:27 WIB
Kenapa kita harus menggunakan kalimat efektif?
***
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaianya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, maka pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembahasanya.
Akan tetapi, kadang – kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pemabaca tidak memahami apa yang dimaksud dengan diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang dihilangkan. Sebaliknya, unsur – unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimuculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86)
Pengertian Kalimat yang efektif
Kalimat efektif adalah kalimat dengan penggunaan jumlah kata yang sedikit dapat mengungkapakan gagasan yang padat dan tepat tanpa terjadinya pelanggran ke kaidah setiap elemen dan aspek bahasa (Nazar, 2004: 13) Dalam penelitian ini kalimat efektif yang dimasud adalah kalimat efektif dalam menyampaikan melalui media surat, dalam hal ini adalah surat-surat bisnis.
Kecenderungan kalimat yang ditulis dalam kalimat bisnis oleh siswa memiliki ciri terjadinya ketidaktepatan pada kaidah bahasa dan aspek kebahasaan. Kalimat efektif yang diharapkan dalam surat bisnis adalah kalimat yang tepat dan sesuai seperti maksud dan tujuan dari kalimat tersebut. Misalnya surat perkenalan. Tujuan surat perkenalan adalah mengenalkan sebuah produk (jasa maupun barang) kepada pembeli/ konsumen, namun berdasarkan data yang diperoleh banyak surat perkenalan calon pada bagian paragraf pembuka misalnya, yang seharusnya memperkenalkan perusahaan dan bidang usahanya, banyak ditemui kalimat yang tidak sesuai dengan tujuan paragraf pembuka dari sebuah surat perkenalan. Dalam penelitian ini, data yang diteliti adalah data dari surat perkenalan dan permintaan penawaran.
Banyak definisi yang dapat menjelaskan makna dan tujuan dari
kalimat efektif tersebut. Namun, pada dasarnya dari beberapa definisi tersebut banyak memiliki kesamaan yaitu bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang menggunakan kata dengan hemat, namun ide/pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan sama.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Kalimat efektif yang disampaikan dapat memberikan informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang dimuat oleh penulis. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang merupakan ciri-ciri kalimat efektif Putrayasa (2007:54) adalah kesatuan (unity), kehematan (economy), penekanan (emphasis), dan kevariasian (variety). Akhadiah (1988: 116) ciri-ciri kalimat efektif adalah (1) kesepadanan dan kesatuan, (2) kesejajaran bentuk, (3) penekanan, (4) kehematan dalam mempergunakan kata, dan (5) kevariasian dalam struktur kalimat. Ciri kevariasian kalimat tidak digunakan karena pada buku teks pelajaran telah memenuhi cara memulai yang mana di awal kalimat tidak selalu diletakan subjek tetapi
frase, predikat dan modal juga terletak di awal. Serta kalimat panjang, kalimat pasif dan aktif, kalimat langsung dan tidak langsung sudah terdapat dalam teks bacaan. Tujuan dari kevariasian untuk membuat pembaca tertarik dengan isi buku teks pelajaran tersebut. Berikut penjelasan ciri-ciri kalimat efektif tersebut
1). Kesepadanan dan Kesatuan
Kalimat efektif memunyai struktur yang baik, artinya kalimat harus memiliki unsur unsur subjek dan predikat atau bisa ditambah objek, keterangan, dan unsur-unsur subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.
Contoh efektif: (1) Ayah membaca koran di teras.
Kalimat di atas jelas maknanya. Hubungan antara unsur yaitu subjek (ayah) dengan predikat (membaca) dengan objek (koran) dan keterangan (di teras), merupakan kesatuan bentuk yang membentuk kesepadanan makna. Akan menjadi lain jika kata-kata tersebut diubah susunannya menjadi:
Contoh tidak efektif: (2) Membaca Alquran ayah di teras, (3) Di teras
membaca ayah di teras, (4) Membaca Alquran ayah di teras.
2). Subjek dan Predikat
Kalimat terdiri atas kata-kata. Kata-kata ini merupakan unsur kalimat yang secara bersama-sama membentuk struktur. Tidak ada kalimat yang memuat fungsi tertentu. Unsur yang dimaksud adalah subjek dan predikat. Subjek dan predikat merupakan unsur yang wajib ada dalam sebuah kalimat. Subjek dalam sebuah kalimat merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan.
Contoh:
(1) Panu adalah sejenis penyakit kulit yang cukup merisaukan.
(2) Painem berangkat sekolah.
(3) Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang paling diminati.
(4) Facebook merupakan media sosial yang sedang terkenal.
Kata yang dicetak miring berfungsi sebagai subjek dan kata-kata lainnya sebagai
unsur yang telah memiliki fungsi.
3). Kata Penghubung Intrakalimat dan Antarkalimat
Kata penghubung (konjungsi) yang menhubungkan kata dalam sebuah frase atau menghubungkan klausa dengan klausa di dalam kalimat disebut konjungsi intrakalimat (Akhadiah, 1988: 119). Kata penghubung intrakalimat terdiri atas partikel dan, atau, tetapi, sesudah, jika, agar, supaya, dengan, dan bahwa.
Contoh:
(1) Proyek ini akan berhasil dengan baik, jika semua anggota bekerja sesuai petunjuk.
(2) Kami semua bekerja keras, sedangkan dia hanya bersenang-senang.
Selain konjungsi intrakalimat terdapat pula konjungsi antarkalimat, yaitu konjungsi
yang menghubungkan kalimat dengan kalimat lain di dalam sebuah paragraf.
4). Gagasan Pokok
Menyusun sebuah kalimat kita harus mengemukakan gagasan pokok kalimat di dalam kalimat tersebut. Gagasan pokok diletakan pada bagian depan kalimat. Jika penulis hendak menggabungkan dua kalimat maka penulis harus menentukan bahwa kalimat yang mengandung gagasan pokok harus menjadi induk kalimat.
Contoh:
(1) Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer.
(2) Dalam tugas militer ia ditembak mati
Pada kalimat (1) efektif karena gagasan pokok jelas ditunjukkan dalam kalimat yaitu
ia ditembak mati. Kalimat (2) efektif hanya berbeda letak gagasan pokok dengan kalimat (1).
Bergantung penulis ingin meletakkan gagasan pokok di awal ataupun di akhir.
- Penggabungan dengan “yang”, “dan”
Penulisan yang menggabungkan dua kalimat atau klausa menjadi satu kalimat sering
dijumpai. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel dan, maka hasilnya kalimat majemuk
setara. Akan tetapi, jika dua kalimat digabungkan dengan partikel yang, maka akan
menghasilkan kalimat majemuk bertingkat artinya kalimat itu terdiri dari induk kalimat dan
anak kalimat.
Contoh:
(1) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan masih rendah.
(2) Perbaikan mutu pendidikan adalah tugas utama perguruan tinggi.
- Penggabungan Menyatakan “sebab” dan “waktu” Efektivitas kalimat perlu memerhatikan perbedaan antara hubungan sebab dan hubungan waktu. Hubungan sebab dinyatakan dengan mempergunakan kata karena, sedangkan hubungan waktu dinyatakan dengan kata ketika.
Contoh:
(1) Ketika banjir melanda bekasi, penduduk di evakuasi ke tempat yang tinggi.
(2) Karena banjir melanda bekasi, penduduk di evakuasi ke tempat yang tinggi.
- Penggabungan Kalimat yang Menyatakan Hubungan Akibat dan Tujuan
Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. konjungsi ini disebut juga konjungsi sebab-akibat, dimana dua hal berkolerasi sebagai sebab atau akibat bagi salah satu unsurnya. Konjungsi yang menyatakan akibat adalah sehingga. Konjungsi yang menyatakan tujuan, konjungsi ini semacam adverbia modalitas yang
menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan. Contoh konjungsi yang menyatakan tujuan adalah agar.
Contoh:
(1) Semua peraturan telah ditentukan dan (2) Para mahasiswa tidak bertindak sendirisendiri.
Kalimat (1) dan (2) digabungkan menjadi:
(1) Semua peraturan telah ditentukan sehingga para mahasiswa tidak bertindak
sendiri-sendiri.
(2) Semua peraturan telah ditentukan agar para mahasiswa tidak bertindak sendirisendiri.
- Kesejajaran (Paralelisme)
Kesejajaran (Paralelisme) dalam kalimat ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial (Akhadiah, 1988: 122). Jika sebuah gagasan dalam sebuah kalimat dengan frase (kelompok kata) maka gagasan-gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah gagasan dalam sebuah kalimat dinyatakan dengan kata kerja (misalnya bentuk me – kan, di- kan) maka gagasan lainnya sederajat harus dinyatakan dengan jenis yang sama.
Contoh: Virus flu burung adalah salah satu penyakit yang berasal dari ungags yang
mengerikan dan berbahaya, sebab pencegahan dan penyebarannya cepat.
- Penekanan dalam Kalimat
Sebuah kalimat hendaknya memiliki penekanan , tujuannya agar maksud penulis tersampaikan kepada pembaca. Cara pembicara dalam menekankan kalimat dengan cara memperlambat ucapan, atau meninggikan suara. Dalam penulisan juga ada cara untuk menekankan gagasan dalam kalimat. Cara ini akan dijelaskan satu per satu oleh penulis.
- Posisi kata dalam Kalimat
Penekanan dalam kalimat dapat dikemukakan pada depan kalimat. Hal yang ditekankan berupa kata dalam kalimat.
Contoh:
(1) Salah satu indikator yang menunjuk tidak efisiennya Pertamina, pendapat Prof.
Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina
dengan produksi minyak.
(2) Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi
minyak adalah salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina. Demikian
Prof. Dr. Herman Yohanes.
- Kehematan dalam Menggunakan Kata
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak perlu. Sebuah kata dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit. Kehematan itu menyangkut tentang gramatikal dan makna kata. Yang
utama adalah seberapa banyaknya kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat tertentu agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Syarat-syarat ini meliputi kelengkapan unsur, penggunaan kata yang efisien, kesejajaran bentuk, kejelasan makna, dan kelogisan.
Daftar Pustaka
Sulastri, V., Hasibuan, P. A., & Hutapea, D. C. (2019). Penggunaan Kalimat Efektif pada Majalah Terbitan Persma Kreatif UNIMED. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia II (Vol. 2, pp. 43-49). FBS Unimed Press.
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2005. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Medi Yatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Anggarani, Asih dkk. 2015. Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. PT
Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kamus Linguistik . PT Gramedia. Jakarta.
Nazar, Noerzisri. 2004. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah . Humaniora Utama. Bandung.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. PT Gramedia. Jakarta.Razak, Abdul. 2000. Kalimat Efektif, Struktur, Gaya, dan Variasi. PT Gramedia. Jakarta.
Suharsimi, Arikunto. 1998. Manajemen Penelitian . Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Balai Pustaka. Jakarta.
Widjono, HS 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi . PT Gramedia. Jakarta.
Yanti, Prima Gusti. 2007. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi . Universitas Hamka. Jakarta.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Plagiarisme Akademik dan Peran Daftar Pustaka
Minggu, 13 Juli 2025 12:20 WIB
Gaya dan Konten Resensi Digital Terkini
Selasa, 8 Juli 2025 19:44 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler