x

Iklan

jefri hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Duet Djarot-Teguh Santosa Menguat

Djarot-Teguh Santosa Layak Diusung PDIP

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sinyal Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat akan berpasangan dengan Pimpinan Rakyat Merdeka Online Teguh Santosa tampak semakin menguat. Keduanya bertemu ketika menjadi pembicara dalam dialog “Membangun Masa Depan Jakarta" yang digelar di restoran Pempek Kita, kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat siang (27/5).

Letupan pertama dimulai oleh Direktur Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan.“untuk menghadapi Ahok,  Mas Djarot paling pas berpasangan dengan Bang Teguh,”ucap Syahganda yang disambut tepuk tangan peserta diskusi. Begitu kabar yang diberitakan oleh Rakyat Merdeka Online bebrapa waktu lalu.

Djarot dan Teguh kembali bertemu dalam acara menyambut Hari Pancasila yang dihelat Kantor Berita Politik Rakyat Merdeka pagi tadi. Dalam kesempatan tersebut yag dihadiri banyak tokoh nasional, Djarot didaulat menjadi pembaca pertama pidato perumusan Pancasila yang disampaikan Bung Karno dalam rapat BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertemuan dua Calon Gubernur DKI Jakarta hanya berselang dua hari ini layak untuk di perhatikan. Apakah ada ‘sesuatu’ dianatara mereka atau memang sebuah kebetulan saja. Apalagi kedua tokoh ini kian akrab menjelang hari-H pengumuman siapa yang bakal diusung PDIP untuk menjadi penantang Ahok.

Bila dilihat secara objektif kedua tokoh layak untuk disandingkan dan diusung oleh PDIP. Kenapa demikian? Dari sisi kemampuan Djarot yang notabene saat ini menjabat wakil Gubernur sudah pasti punya pengalaman dan visi-misi  mengurus dan membangun Jakarta untuk lima tahun kedepan.

Pengalaman Djarot terbilang panjang dalam dunia birokrasi. Tidak hanya pengalaman sebagai Wakil Gubernur, tapi ketika Djarot memimpin Kota Blitar dia priode. Ditambah lagi ketua DPP PDIP tersebut pernah duduk menjadi anggota DPR-RI sebelum menjadi orang nomor dua di DKI Jakarta.

Selain itu, Djarto yang berasal dari etnis Jawa (lagi-lagi bukan SARA) merupakan suku terbesar yang mendiami Ibukota Jakarta. Hampir sepertiga penduduk Jakarta berasal dari etnis terbesar Indonesia.

Sedangkan Teguh Santosa merupakan wartawan senior yang saat ini memimpin salah satu media terbesar tanah air. Tidak hanya itu, alumnus Amerika Serikat itu juga menjadi staf pengajar di sejumlah Universitas di jakarta. Di Universitas Bung Karno, Teguh menjabat sebagai Wakil Rektor. Jabatan terakhir tersebut sangat cocok dengan ideologi PDIP yang nasionalis.

Selain itu, Teguh Santosa juga malang melintang diberbagai organisasi seperti di PWI dan organisasi lainnya. Pada Hari pers Nasional (HPN) lalu Teguh Santosa dipercaya sebagai ketua pelaksana.  

Alasan lain yang membuat duet Djarot dengan Teguh semakin strategis karena alumnus Universitas Hawai itu masih terbilang muda. Yang tentunya berguna untuk mendulang suara dari kalangan pemilih muda atau pemilih yang berusia dibawah 40 tahun.

Dalam artian Teguh akan memecah suara Ahok yang saat ini seolah-olah Gubernur DKI didukung penuh oleh anak muda. Alasan terakhir ini pernah digunakan oleh Gerindra ketika meduetkan Ahok dengan Jokowi pada 2012 lalu.

Diusung atau tidaknya duet Djarot-Teguh ini tentu tergantung dengan PDIP. Biasanya partai besitan Megawati ini jago dalam menemukan talenta muda. Dan mereka terbilang sukses dalam bidang tersebut, contohnya pada Pilkada 2015 lalu. Dimana PDIP berhasil memenangkan sejumlah Pilkada dengan darah mudanya. Dan perlu dicatat hanya PDIP, partai  yang suka berspekulasi dalam mengusung calon-calon pemimpin baru. Dan apabila PDIP ingin kembali mengulang sukses 2012 duet ini layak dipertimbangkan.

Ikuti tulisan menarik jefri hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler